Gambar prinsip tangan Kanan Flamming
Prinsip dasar pembangkitan listrik berdasarkan hukum tangan kanan Flaming. Penghantar berada di telapak tangan kanan yang membuka, ditembus oleh medan magnet Φ dari kutub magnet utara-selatan, kawat digerakkan ke arah ibu jari, maka akan timbul arus listrik yang searah dengan keempat jari. Gambar pembangkit tegangan induksi
Sebatang logam di kedua ujung digantung dengan kawat fleksibel, ditempatkan diantara dua kutub magnet utara-selatan. Kawat diarahkan searah anak panah, keluar masuk, sehingga batang kawat dipotong oleh fluk magnet. Di ujung penghantar dipasang pengukur tegangan listrik, jarum penunjuk pada volt meter akan menunjuk ke kanan dan ke kiri. Prinsip ini dasar pembangkitan listrik AC. Rumus untuk menghitung tegangan induksi :vi = Tegangan Induksi (V)
B = Fluk magnet
I = Panjang penghantar (m)
v = Kecepatan rata-rata (m/s)
Z = Jumlah pengahantar
Rotor merupakan bagian generator yang bergerak, terdiri dari kutub rotor, slipring. lilitan stator terdiri dari 3 fasa yaitu lilitan fasa U, lilitan phasa V dan lilitan fasa . Ujung-ujung lilitan diberikan notasi U1-U2, V1-V2, dan W1-W2.
Rotor memiliki dua kutub utara (N) north, dan kutub selatan (S) south. Arus listrik DC yang mengalir melewati slipring dan sikat arang, tujuannya untuk mendapatkan fluk magnet yang diatur besarnya. Aliran listrik dari pembangkit, pengukuran tegangan dan penyaluran daya ke beban 3 fasa, dalam hubungan bintang (Y) dan segitiga (Δ).
Listrik 3 fasa dari pembangkit, fasa U, V dan W, tegangan ketiga fasa masing-masing berbeda 120o. fasa U mengalirkan arus I1, fasa V mengalirkan arus listrik I2 dan phasa W mengaliarkan arus I3. dengan jala-jala L1, L2, L3, dan N tegangan diukur dengan tiga buah voltmeter. Tegangan L1-L2 terukur V12, tegangan L2-L3 terukur V23 dan tegangan L3-L1 terukur V31.
Aliran ke beban ada dua jenis, beban bintang (Y) dan beban segitiga (Δ). Beban bintang mengunakan empat kawat L1-U, L2-V, L2-W dan N-N. Lilitan beban mendapatkan arus fasa, juga mendapatkan tegangan fasa-netral. Rumus tegangan fasa-fasa :
Pada beban segitiga, dipakai tiga penghantar jala-jala ke beban dengan hubungan L1-U1W2, L2-U2V1, dan L3-V2W1. Setiap lilitan mendapatkan tegangan phasa-phsa V12, V 23, dan V31, demikian juga dengan arus jala-jala I12, I23, dan I31. Rumus Arus jala-jala :
Gambar generator 3 fasa
Generator adalah alat yang mengubah energi mekanik menjadi energi mekanik (gerak) menjadi energi listrik. Konstruksi generator tiga fasa terdiri dari stator dan rotor. Stator adalah bagian generator yang diam, diantaranya badan generator, lilitan stator, sikat arang, terminal box.Rotor merupakan bagian generator yang bergerak, terdiri dari kutub rotor, slipring. lilitan stator terdiri dari 3 fasa yaitu lilitan fasa U, lilitan phasa V dan lilitan fasa . Ujung-ujung lilitan diberikan notasi U1-U2, V1-V2, dan W1-W2.
Rotor memiliki dua kutub utara (N) north, dan kutub selatan (S) south. Arus listrik DC yang mengalir melewati slipring dan sikat arang, tujuannya untuk mendapatkan fluk magnet yang diatur besarnya. Aliran listrik dari pembangkit, pengukuran tegangan dan penyaluran daya ke beban 3 fasa, dalam hubungan bintang (Y) dan segitiga (Δ).
Gambar rangkaian pembangkit, pengukuran dan beban bintang segitiga
Listrik 3 fasa dari pembangkit, fasa U, V dan W, tegangan ketiga fasa masing-masing berbeda 120o. fasa U mengalirkan arus I1, fasa V mengalirkan arus listrik I2 dan phasa W mengaliarkan arus I3. dengan jala-jala L1, L2, L3, dan N tegangan diukur dengan tiga buah voltmeter. Tegangan L1-L2 terukur V12, tegangan L2-L3 terukur V23 dan tegangan L3-L1 terukur V31.
Aliran ke beban ada dua jenis, beban bintang (Y) dan beban segitiga (Δ). Beban bintang mengunakan empat kawat L1-U, L2-V, L2-W dan N-N. Lilitan beban mendapatkan arus fasa, juga mendapatkan tegangan fasa-netral. Rumus tegangan fasa-fasa :
Pada beban segitiga, dipakai tiga penghantar jala-jala ke beban dengan hubungan L1-U1W2, L2-U2V1, dan L3-V2W1. Setiap lilitan mendapatkan tegangan phasa-phsa V12, V 23, dan V31, demikian juga dengan arus jala-jala I12, I23, dan I31. Rumus Arus jala-jala :
Comments
Post a Comment