Add caption |
Seperti yang telah dibahas pada artikel sebelumnya, salah satu penyumbang peningkatan NPHR adalah penurunan performa pembangkit. Penurunan performa pebangkit dapat disebabkan oleh plant aging, desain peralatan, kondisi kesehatan peralatan, kualitas bahan bakar dan perbedaan kondisi operasi. Penurunan performa pembangkit dapat diidentifikasi melalui plant performance test (PT) mengacu pada standard ASME-PTC. PT sebaiknya dilakukan setiap bulan untuk mengetahui trend performa pembangkit dan perfoma main equipment. Pelaksanaan PT juga direkomendasikan saat sebelum dan setelah overhaul untuk mengukur tingkat efektifitas overhaul.
Analisa gap heat rate dilakukan dengan membandingkan nilai setiap parameter actual dengan baseline pada kondisi beban yang sama (nilai baseline diperoleh dari hasil commissioning atau hasil PT setelah major overhaul, sesuai kesepakatan organisasi). Dengan mengetahui deviasi setiap parameter, kita dapat mengestimasi besarnya perubahan heat rate utuk setiap parameter. Contoh pengaruh perubahan parameter terhadap heat rate pada PLTU Batubara (source: Heat Rate Hand Book & EPRI) dapat dilihat pada tabel berikut.
Heat Rate Hand Book |
Heat Losses |
Contoh cara membaca tabel di atas, setiap peningkatan 1 degC flue gas in AH akan mengakibatkan peningkatan heat rate sebesar 0,064% terhadap baseline. Faktor perubahan heat rate juga dapat dilakukan dengan cara merubah variasi parameter terhadap perubahan heat rate sesuai dengan karakteristik setiap unit pembangkit menggunakan simulasi pemodelan heat balance.
Untuk memudahkan penyajian data secara visual, kita dapat menggunakan waterfall diagram. Waterfall diagram dapat memberikan gambaran faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan dan penurunan heat rate pada setiap system dalam bentuk grafik, sehingga memudahkan user untuk menentukan analisa lebih mendalam terhadap factor yang signifikan terhadap peningkatan heat rate.
Untuk detail root cause deviasi setiap parameter terhadap baseline dapat dipelajari lebih lanjut pada EPRI TR-109546 tentang Heat Rate Improvement Reference Manual. Setelah dilakukan identifikasi root cause setiap deviasi parameter, selanjutnya dapat disusun rekomendasi perbaikan / improvementnya dengan melakukan modifikasi, merubah strategi pemeliharaan, merubah prosedur operasi, ataupun melakukan penggatian / upgrade peralatan.
Dengan melakukan analisa gap heat rate diharapkan analisa penurunan performa pembangkit menjadi lebih detail dan tepat sasaran, serta dapat digunakan sebagai dasar menentukan skala prioritas eksekusi rekomendasi perbaikan NPHR.
Ditulis oleh Suriyan Arif Wibowo
http://news.chivindo.com/731/mengidentifikasi-peningkatan-nphr-akibat-penurunan-performa-pembangkit.html
Comments
Post a Comment