BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada telah mendorong manusia untuk melangkah lagi ke depan dengan penuh rasa optimis. Hal tersebut harus ditunjang pula dengan sumber daya manusia dengan pengetahuan,kemampuan dan kreatifitas yang tinggi. Jika tidak individu tersebut akan makin tenggelamdan tergerus oleh arus globalisasi.
Seiring dengan tingginya aktivitas teknik saat ini, menyebabkan kebutuhan akan instrument-instrument baru juga meningkat. Instrument tersebut dipakai agar aktivitasyang ada dapat memiliki efektifitas dan efisiensi yang tinggi dalam proses pengerjaanya.Saat ini upaya-upaya mulai dari inovasi dibidang teknis mekanik ataupun elektriktelah dilakukan dan dikembangkan untuk mencapai hal tersebut. Namun upaya-upaya yangtelah dilakukan tersebut masih belum dapat mencapai titik maksimum dalam aplikasinya. Atas dasar pemikiran tersebut, sistem Pneumatik dan Hidraulik kini mulaidikembangkan. Perkembangan ini membuat sistem Pneumatik dan Hidraulik dapat diaplikasikan keberbagai bentuk. Kini bukan hanya industri berkapasitas besar, industry kecil pun dapat mengaplikasikan sistem ini. Hal ini sangat penting karena akan membantu menciptakan atmosfer kompetitif di bidang teknologi industri.
Pneumatik adalah sebuah sistem penggerak yang menggunakan tekanan udara sebagai tenaga penggeraknya. Cara kerja Pneumatik sama saja dengan hidrolik yang membedakannya hanyalah tenaga penggeraknya. Jika pneumatik menggunakan udara sebagai tenaga penggeraknya, dan sedangkan hidrolik menggunakan cairan oli sebagai tenaga penggeraknya. Dalam pneumatik tekanan udara inilah yang berfungsi untuk menggerakkan sebuah cylinder kerja. Elemen-elemen pneumatik maupun hidraulik telah mengalami perkembangan yang pesat, terutama dalam proses pemilihan bahan, manufacturing.
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui pemakaian pneumatic secara konvensional
2. Untuk menegtahui aplikasi dari Pneumatic di industri
3. Untuk mengetahui sistem kerja Pneumatic
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pneumatik merupakan teori atau pengetahuan tentang udara yang bergerak, keadaan-keadaan keseimbangan udara dan syarat-syarat keseimbangan. Pneumatik berasal dari kata Yunani “pneuma” yang berarti “napas” atau “udara”, jadi pneumatic dapat diartikan sebagai: terisi udara atau digerakkan oleh udara mampat. Pneumatik merupakan cabang teoritis atau mekanika fluida dan tidak hanya meliputi penelitian aliran-aliran udara melalui suatu system saluran, selang-selang, gawai (device) dan sebaginya, tetapi juga aksi dan penggunaan udara mampat.
Pneumatik menggunakan hukum-hukum aeromekanika, yang menentukan keadaan keseimbangan gas dan uap pada adanya gaya – gaya luar(aerostatika), dan teori aliran (aerodinamika).Suatu pembagian secara garis besar lainnya dari pelaksanaan-pelaksanaan teknis pneumatic ini membeda-bedakan :
1.Pneumatik gaya,yang berarti penyerahan daya dan energi mekanik(dalam seluruh bidang teknik mesin):
a.Untuk mesin produksi dan peralatan pengangkutan
b.Untuk penempatan(silinder atau alat lainnya, sebagai motor linear atau motor penyetel)
2.Pneumatik kendali dan pengatur , ini merupakan teknik pengolahan sinyal atau data yang hamper tidak membutuhkan tenaga, hal ini terdapatdalam lapangan pengerjaan-pengerjaan cermat dalam fluida. Dengan sendirinya dalam kedua golongan tersebut juga terdapat pengecualian-pengecualian, misalnya mesin bor dokter gigi merupakan suatu hasil-hasil dari pneumatic gaya
Pneumatik dibedakan juga kedalam bidang menurut tekanan kerjanya, yaitu : bidang tekanan tinggi, tekanan menengah, dan tekanan rendah
1.Pneumatik dalam bidang tekanan yang sangat rendah, atau fluida (1,001-1,1 bar) contohnya: Dalam teknik hitung pneumatik pada pengolahan-pengolahan sinyal dan data pada konstruksi terangkumkan otomat-otomat hitung diferensiasi.
2.Pneumatik dalam bidang tekanan yang rendah (1,2 – 2,0 bar )
contohnya: Dalam teknik atur pneumatic dan pada pengolahan sinyal dan data.
3.Pneumatik dalam bidang tekanan menengah/tekanan normal (2 – 8 bar), contohnya:
a.untuk menyerahkan (menghasilkan) kerja gaya atau kerja mekanis
b.dalam pengendalian dan otomatisasi pneumatic
c.terutama pada pengendalian jarak pneumatic
4.Pneumatik dalam bidang tekanan tinggi ( > 8 bar – 15 bar ), contohnya:
Bidang penyimpanan suara mampat atau energy
Persaingan antara alat-alat pneumatic dan alat hidrolika atau elektrik makin menjadi besar, seringkali sistem pneumatic diutamakan karena :
a.Paling banyak dipertimbangkan untuk beberapa mekanisasi.
b.Dapat bertahan lebih baik terhadap keadaan-keadaan kerja tertentu. Sering kali suatu proses tertentu dengan cara pneumatic berjalan lebih rapi (efisien)
(
Pengontrol pneumatik yang paling sederhana dinamakan pengontrol proposional saja, yang ditunjukkan secara skematik,sinyal keluaran disini hanyalah sinyal error yang dikalikan dengan satu gain : OP = K X error
= K X ( SP – PV )……………………………………(1.1)
Perbandingan pengontrol dengan transmitter keseimbangan gaya mununjukkan bahwa pengukuran tekanan diferensial ( P1 – P2 ) melakukan fungsi yang sama dengan pengurangan error ( SP – PV ) . Jadi kita dapat membuat sebuah pengontrol proposional sederhana saja dengan sirkuit pneumatic dan dapat diatur dengan menggerakkan posisi poros. Keluaran pengontrol proposional adala K X error , sehingga untuk mendapatkan sinyal keluaran, sebuah sinyal error harus ada. Error ini yang dinamakan offset, biasanya kecil dan dapat dikurangi dengan menggunakan gain yang besar. Namun, dalam banyak aplikasi, gain yang terlampau besar menyebabkan system menjadi tidak stabil.
Dalam keadaan ini dilakukan modifikasi pada pengontrol dasar. Suatu integral waktu dari error ditambahkan dengan menghasilkan :
OP = K [ error 1/Ti ∫ error dt ]…………………………….(1.2)
Pengontrol yang mengikuti persamaan 7.2 dinamakan pengontrol proposional integral ( P + I ), yang diilustrasikan pada konstanta Ti, yang dinamakan waktu integral, diatur oleh pemakai. Seringkali pengaturan dinyatakan dalam 1/Ti keluaran pengontrol merangkak naik atau turun ke suatu laju yang ditentukan oleh Ti. Hanya bila tak terjadi error-lah maka pengontrol keluaran konstan. Pengikutsertaan suku integral dalam persamaan 7.2 menggantikan error offset.Sebuah pengontrol pneumatic P + I dapat dikonstruksikan seperti yang ditunjukkan pada gambar. Bellow integral melawan aksi dari bellow umpan balik, dengan laju perubahan tekanan dibatasi oleh katup pengatur Ti. Pengontrol menyeimbangkan dengan tepat celah nosel flapper untuk menghasilkan error nol, dengan PV = SP dan menyamakan gaya-gaya dari bellow umpan balik, dengan laju perubahan tekanan dibatasi oleh katup pengatur Ti. Dan menyamakan gaya-gaya dari bellow integral dan bellow umpan balik. Suatu variasi pengontrol lebih lanjut, yang dinamakan pengontrol tiga suku atau P+I+D, menggunakan persamaan . Dengan Td adalah kontrol yang dapat disesuaikan oleh pemakai,dan dinamakan waktu derivative. Penambahan suku derivative membuat keluaran control berubah cepat bila SP atau PV berubah secara cepat, dan dapat juga berfungsi untuk membuat system lebih stabil.
Kontrol tiga suku pneumatic dapat diperoleh dengan susunan gambar dimana aksi dari bellow umpan balik telah ditunda.Ketiga suku yang dapat disesuaikan pemakai dalam diset oleh titik poros batang dan dua katup pengeluaran untuk menghasilkan respon instalasi yang terbaik. Bagaimanapun, kontrol-kontrol ini berinteraksi sampai suatu taraf tertentu suatu kelemahan yang tidak dimiliki oleh pengontrol elektronik. Dalam kebanyakan skema control proses pneumatic, actuator terakhir mengontrol aliran fluida. Contoh tipikal nya adalah aliran cairan untuk mengontrol komposisi kimiawi dan mengontrol level,aliran bahan bakar untuk mengontrol komposisi kimiawi dan mengontrol level tekanan. Dalam kebanyakan kasus, peralatan control sebenarnya adalah katup control yang diaktifkan secara pneumatic.
Bahkan dengan skema control proses yang seluruhnya elektronik atau berbasis computer, kebanyakan katup dioperasikan secara pneumatic. Walaupun tersedia akuator yang dioperasikan secara elektrik, peralatan pneumatic cenderung lebih murah,lebih mudah dirawat dan mempunyai mode kegagalan yang inheren dan dpat diprediksi.Pembahasan yang diawali tentang cara mengontrol aliran fluida sangat bermanfaat.Mungkin,penting untuk dicatat bahwa peralatan-peralatan ini memberi control proposional penuh pada aliran fluida dan tidak sekedar mengontrol apakah fluida mengalir atau tidak.
Semua katup bekerja dengan meletakkan suatu variable pembatas pada jalur aliran. Ada tiga tipe dasar katup control aliran,dari semua tipe ini,sumbat atau katup bulat mungkin adalah yang paling umum. Katup ini mengontrol aliran dengan mengubah posisi sumbat vertical, yang mengubah ukuran lubang antara sumbat yang dipotong dan ddudukan katup. Biasanya sumbat diarahkan dan dibatasi dari gerakkan arah sisi oleh sebuah sangkar, yang demi kemudahan tidak ditunjukkan. Karakteristik katup menentukan bagaimana bukaan katup mengontrol aliran. Karakteristik katup bulatapat ditentukan terlebih dahulu secara tepat dengan memotong sumbat dengan mesin. Karakteristik ini dispesifikasikan untuk penurunan tekanan konstan di katup.
(Parr , 2003 )
Pneumatic adalah katup yang digerakkan oleh energi listrik melalui solenoida, mempunyai kumparan sebagai penggeraknya yang berfungsi untuk menggerakkan piston yang dapat digerakkan oleh arus AC maupun DC, solenoid valve pneumatic atau katup ( valve ) solenoida mempunyai lubang keluaran, lubang masukan dan lubang exhaust. Lubang masukan, berfungsi sebagai terminal / tempat udara bertekanan masuk atau supply ( service unit ), sedangkan lubang keluaran berfungsi sebagai terminal atau tempat tekanan angin keluar yang dihubungkanpneumatic, dan lubang exhaust berfungsi sebagai saluran untuk mengeluarkan udara bertekanan yang terjebak saat plunger bergerak atau pindah posisi ketika solenoid valve pneumatic bekerja.
Untuk jumlah gas tertentu, ditemukan secara eksperimen bahwa, sampai pendekatan yang cukup baik, volume gas berbanding terbalik dengan tekanan yang diberikan padanya ketika temperatur dijaga konstan. Yaitu, V= 1/P . Dimana P adalah tekanan absolute (bukan “ tekanan ukur “ ) . Sebagai contoh, jika tekanan pada gas digandakan, volume diperkecil sampai setengah nilai awalnya. Hubungan ini dikenal sebagai Hukum Boyle . Robert Boyle, yang pertama kali menyatakannya atas dasar percobaannya sendiri. Hukum Boyle juga dapat dituliskan PV = konstan, artinya, pada temperature konstan, jika tekanan ataupun volume gas dibiarkan berubah, variabel yang satunya juga berubah sehingga hasil kali PV tetap konstan. Temperatur juga mempengaruhi volume gas, tetapi hubungan kuantitatif antara V dan T tidak di temukan sampai satu abad setelah karya Boyle.
Jacques Charles ( 1746 – 1823 ) dari Prancis menemukan bahwa ketika tekanan tidak terlalu tinggi dan dijaga konstan, volume gas bertambah terhadap temperature dengan kecepatan yang hamper konstan. Bagaimana pun, semua gas mencair pada temperature rendah. Contoh, oksigen mencair pada -1830C.Nol mutlak merupakan dasar untuk skala temperatur yang dikenal dengan nama skala mutlak atau Kelvin, dan digunakan secara luas pada bidang sains. Pada skala ini temperatur dinyatakan sebagai derajat Kelvin atau, lebih mudahnya, hanya sebagai Kelvin ( K ) tanpa derajar. Selang antar derajat sama seperti pada skala Celsius, tetapi nol untuk skala ini ( 0 K ) dipilih sebagai nol mutlak itu sendiri.
Hokum Boyle, Charles , dan Gay-Lussac sebenarnya bukan merupakan hokum dalam pengertian seperti pada saat ini ( validitas yang tepat , dengan jangkauan yang dalam dan luas ). Hukum-hukum ini sebenarnya hanya merupakan pendekatan yang akurat untuk gas riil sepanjang tekanan dan massa jenis ( kerapatan ) gas tidak terlalu tinggi, dan gas tidak mendekati kondensasi. Bagaimana pun, istilah hukum untuk ketiga hubungan ini lebih bersifat tradisional, sehingga kita tetap memakainya sekarang.
Perbandingan ini dapat dibuat menjadi persamaan dengan memasukkan konstan perbandingan. Penelitian menunjukkan bahwa konstanta ini memiliki nilai yang berbeda untuk gas yang berbeda. Bagaimanapun, konstanta pembandingan tersebut ternyata sama untuk semua gas jika, kita tidak menggunakan massa m, melainkan kita gunakan angka mol. Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat yang berisi atom atau molekul sebanyak yang ada.
Ringkasnya, peralatan senapan electron menghasilkan suatu berkas electron sempit dan terfokus secara tajam yang meninggalkan senapan pada kecepatan yang sangat tinggi dan bergerak menuju layar fluoresensi. Pada waktu membentur layar, energy kinetik dari electron-elektron berkecepatan tinggi diubah menjadi pancaran cahaya, dan berkas menghasilkan suatu bintik cahaya kecil pada layar CRT. Dalam perjalanannya menuju layar, berkas electron tersebut lewat diantara dua pasang pelat defleksi elektrostatik sebagai susunan pelat defleksi.
Dalam sekema CRT electron-elektron dipancarkan dari sebuah katoda termionik yang dipanaskan secara tidak langsung. Katoda ini secara keseluruhan dikelilingi oleh sebuah kisi pengatur (control grid) yang terdiri dari sebuah silinder nikel dengan lobang kecil ditengahnya, satu sumbu (koaksial) dengan sumbu tabung (silinder). Electron-elektron yang mengatur agar lewat melalui lobang kecil didalam kisi tersebut secara bersama-sama membentuk yang disebut arus berkas (beam current).
Elektron-elektron yang dipancarkan oleh katoda yang lewat melalui lubang kecil di dalam kisi pengatur, dipercepat oleh potensial positif tinggi yang dihubungkan ke kedua anoda pemercepat (accelerating anodes). Kedua anoda ini dipisahkan oleh sebuah anoda pemusat (focusing anode) yang melengkapi suatu metoda guna memusatkan electron ke dalam berkas terbatas yang sempit dann tajam. Kedua anoda pemercepat anoda pemusat ini juga berbentuk silinder dengan lobang-lobang kecil di tengah-tengah masing-masing.komponen- komponen yang digunakan untuk mendapatkan udara mampat antara lain, kompresor sebagai penghasil udara mampat, tangki udara sebagai penyimpan udara. Bila berkas electron membentur layar CRT, dihasilkan sebuah bintik cahaya. Bahan layar di bagian dalam CRT yang menghasilkan efek ini adalah fosfor. Intensitas cahaya yang dipancarkan dari CRT disebut luminansi (luminance) dan bergantung beberapa faktor. Yang pertama adalah intensitas cahaya dikontrol oleh jumlah electron pembombardir yang membentur layar setiap sekon. Jika yang disebut arus berkas ini diperbesar atau arus berkas dengan jumlah yang sama dipusatkan didalam sebuah daerah yang lebih kecil dengan mengurangi ukuran bintik, maka luminansi akan bertambah.
Robert Boyle, yang pertama kali menyatakannya atas dasar percobaannya sendiri. Hukum Boyle juga dapat dituliskan PV = konstan . Artinya, pada temperature konstan, jika tekanan ataupun volume gas dibiarkan berubah, variabel yang satunya juga berubah sehingga hasil kali PV tetap konstan. Temperatur juga mempengaruhi volume gas, tetapi hubungan kuantitatif antara V dan T tidak di temukan sampai satu abad setelah karya Boyle. Jacques Charles ( 1746 – 1823 ) dari Prancis menemukan bahwa ketika tekanan tidak terlalu tinggi dan dijaga konstan, volume gas bertambah terhadap temperature dengan kecepatan yang hamper konstan. Bagaimana pun, semgas mencair pada temperature rendah. (Stewart , 1976 )
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1. Peralatan dan Bahan
3.1.1. Peralatan dan Fungsi
1. Air Compressor
Fungsi : Sebagai penghasil udara bertekanan
2. Solenoid valve
Fungsi : Sebagai katup yang digerakkan oleh energy listrik,mempunyai kumparan sebagai penggeraknya yang berfungsi untuk menggerakkan piston yang dapat digerakkan oleh arus AC maupun DC
3. Regulator
Fungsi : Sebagai komponen yang berfungsi untuk mengatur supply udara terkompresi masuk ke system
4. Double acting cylinder
Fungsi : Silinder batang ganda memberikan gaya yang sama dan kecepatan dalam kedua arah
5. Shut off valve
Fungsi : Sebagai katup untuk membuka/menutup udara bertekanan dari compressor
6. Pneumatic distributor
Fungsi : Sebagai pendistribusi udara bertekanan pada pneumatic trainer
7. Saklar/switch utama
Fungsi : Sebagai saklar dari tegangan masuk PLN
8. Power supply
Fungsi : Sebagai sumbr tegangan DC sebesar 24 V
9. Switch module for emergency
Fungsi : Sebagai saklar pengaman jika terjadi kesalahan aatau gangguan pada saat alat dijalankan
10.Relay module
Fungsi : Sebagai saklar elektronik pada rangkaian
11.Buzzer and lamp module
Fungsi : Sebagai Indikator
12.Switch module
Fungsi : Sebagai tombol/push button untuk menjalankan mesin trainer
13. Digital counter module
Fungsi : Sebagai modul penghitung alat bekerja
14. Digital timer module
Fungsi : Sebagai modul waktu kerja
15. Kabel/connector
Fungsi : Sebagai penghubung antara alat atau komponen pneumatic.
3.2. Prosedur Percobaan
1. Disiapkan peralatan dan komponen
2. Dihubungkan peralatan menggunakan connector (kabel) yang telah tersedia dengan memperhatikan circuit diagram pada buku penuntun.
3. Dihubungkan air compressor ke pneumatic distributor (A1). Kemudia A2 dihubungkan ke distributor 2x3 dan hubungkan distributor ke solenoid valve 5/2
4. Dihubungkan antar modul komponen dari blok power supply, switch module for emergency, relay-relay module, buzzer and lamp modul, switch module, digital counter module, dan digital timer module yang masing-masing dihubungkan positif (+) maupun negative (-)
5. Dihubungkan pada blok pertama relay kesumber tegangan 24 V (+) dan dihubungkan negatifnya ke ground
6. Dihubungkan relay (NO) ke solenoid valve 5/2 dan dihubungkan negative solenoid valve ke ground relay
7. Dihubungkan pada blok kedua relay kesumber tegangan 24 V (+) dan dihubungkan negatifnya ke ground
8. Dihubungkan relay (NO) ke solenoid valve 3/2 dan dihubungkan negative solenoid valve ke ground relay
9. Dihubungkan solenoid valve 5/2 ke double acting cylinder pneumatic pada portnya.
10. Diperiksa hubungan kabel apakah sudah terhubung dengan baik dan sesuai dengan rangkaian.
11. Dihidupkan saklar pada switch utama dan power supply
12. Dihidupkan system dengan menekan tombol ON pada switch module
13. Diamati pergerakan yang terjadi. Jika terjadi gangguan atau kesalahan maka putar switch module for emergency
14. Dikembalikan peralatan ke tempatnya jika telah selesai.
3.3. Skema Percobaan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data percobaan
-
4.2. Analisa data
1. Buatlah skema rangkaian dengan menggunakan visio !
Jawab :
2. Sebutkan aplikasi percobaan pneumatic trainer !
Jawab : - sebagai sumber angin untuk mengeraskan ban
- sebagai alat untuk pemotong kayu dengan mengganti beban yang lebih keras
- sebagai penerangan material adalah pencekaman benda
3. Sebutkan Hukum Pascal , Bernauli dan rumus !
Jawab : Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama.
Blaise Pascal mengemukakan hukum Pascal yang berbunyi: “ Tekanan yang diberikan zat cair di dalam ruang tertutup diteruskan oleh zat cair itu ke segala arah dengan sama besar”. Jadi, gaya yang ditimbulkan pada pengisap besar adalah:
Rumus :
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. pemakaian pneumatic secara konvensional yaitu, dimana udara disedot oleh kompresor dan di simpan pada reservoir air ( tabung udara ) hingga mencapai tekanan kira – kira sekitar 6 – 9 bar. Selanjutnya udara bertekanan itu disalurkan ke sirkuit dan pneumatic dengan pertama kali harus melewati air daya ( pengering udara ) untuk menghilangkan kandungan air pada udara, dan dilanjutkan menuju ke katub udara, regulator,, solenoid valve dan menuju ke cylinder kerja. Gerakan air cylinder ini tergantung dari solenoid.
2. aplikasi pneumatic di bidang industri yang menggunakan pneumatic dalam hal penerangan material adalah pencekaman benda, penggeseran benda kerja, pengaturan posisi benda kerja, pengaturan arah benda kerja.
3. sistem kerja pneumatic sama saja dengan hidrolik yang membedakannya hanyalah tenaga penggeraknya, jika pneumatic menggunakan udara sebagai tenaga penggeraknya. Dalam pneumatic udara inilah yang berfungsi untuk menggerakkan sebuah cylinder kerja. Cylinder kerja inilah yang nantinya mengubah tenaga / tekanan mekanika ( gerak maju mundur pada cylinder ).
5.2. Saran
1. sebaiknya praktikan selanjutnya lebih menguasai langkah – langkah percobaan dan materi yang diberikan.
2. sebaiknya praktikan selanjutnya tidak tergesa –gesa dalam mengambil data saat praktikum.
3. sebaiknya praktikum selanjutnya lebih disiplin dalam melakukan percobaan.
DAFTAR PUSTAKA
Krist,T. 1993. DASAR-DASAR PNEUMATIK. Jakarta. Erlangga.
Halaman : 2 – 3
Parr,A. 2003. HIDROLIKA DAN PNEUMATIKA. Edisi kedua. Jakarta. Erlangga.
Halaman : 185 – 193
Stewart,H. 1976. PNEUMATICS AND HYDRAULIK. Third Edition. United States.
Pages : 13 – 19
Medan , 30 September 2015
Asisten Praktikan
( Jekson Siahaan ) ( Reggy Zurcher )
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data percobaan
-
4.2. Analisa data
1. Buatlah skema rangkaian dengan menggunakan visio !
Jawab :
2. Sebutkan aplikasi percobaan pneumatic trainer !
Jawab : - penggeseran benda kerja
- pengaturan arah benda kerja
- sebagai penerangan material adalah pencekaman benda
3. Sebutkan Hukum Pascal , Bernauli dan rumus !
Jawab : Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama.
Blaise Pascal mengemukakan hukum Pascal yang berbunyi: “ Tekanan yang diberikan zat cair di dalam ruang tertutup diteruskan oleh zat cair itu ke segala arah dengan sama besar”. Jadi, gaya yang ditimbulkan pada pengisap besar adalah:
Rumus :
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data percobaan
-
4.2. Analisa data
1. Buatlah skema rangkaian dengan menggunakan visio !
Jawab :
2. Sebutkan aplikasi percobaan pneumatic trainer !
Jawab : - sebagai alat untuk pemotong kayu dengan mengganti beban yang lebih keras
- pengaturan arah benda kerja
- sebagai penerangan material adalah pencekaman benda
3. Sebutkan Hukum Pascal , Bernauli dan rumus !
Jawab : Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama.
Blaise Pascal mengemukakan hukum Pascal yang berbunyi: “ Tekanan yang diberikan zat cair di dalam ruang tertutup diteruskan oleh zat cair itu ke segala arah dengan sama besar”. Jadi, gaya yang ditimbulkan pada pengisap besar adalah:
Rumus :
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data percobaan
-
4.2. Analisa data
1. Buatlah skema rangkaian dengan menggunakan visio !
Jawab :
2. Sebutkan aplikasi percobaan pneumatic trainer !
Jawab : - sebagai alat untuk pemotong kayu dengan mengganti beban yang lebih keras
- pengaturan arah benda kerja
- penggeseran benda kerja
3. Sebutkan Hukum Pascal , Bernauli dan rumus !
Jawab : Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama.
Blaise Pascal mengemukakan hukum Pascal yang berbunyi: “ Tekanan yang diberikan zat cair di dalam ruang tertutup diteruskan oleh zat cair itu ke segala arah dengan sama besar”. Jadi, gaya yang ditimbulkan pada pengisap besar adalah:
Rumus :
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Data percobaan
-
4.2. Analisa data
1. Buatlah skema rangkaian dengan menggunakan visio !
Jawab :
2. Sebutkan aplikasi percobaan pneumatic trainer !
Jawab : - Hal penerangan material adalah pencekaman benda
- pengaturan arah benda kerja
- penggeseran benda kerja
3. Sebutkan Hukum Pascal , Bernauli dan rumus !
Jawab : Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama.
Blaise Pascal mengemukakan hukum Pascal yang berbunyi: “ Tekanan yang diberikan zat cair di dalam ruang tertutup diteruskan oleh zat cair itu ke segala arah dengan sama besar”. Jadi, gaya yang ditimbulkan pada pengisap besar adalah:
Rumus :
Comments
Post a Comment