Minggu lalu seorang teman memberi kabar jika salah satu compressor udara 50 HP milik perusahaannya terbakar. Teman saya ini ingin share dan memastikan, apakah system safety kompresor udara merk 'XYZ' miliknya masih aman? Dan, saya coba yakinkan bahwa design rangkaian electric pada mesin – mesin yang mendapatkan ijin untuk diperjual belikan, sudah pasti system safety electrical sudah diperhitungkan dan aman. Tentunya sepanjang tidak ada modifikasi yang aneh-aneh dari users.
Untuk jelasnya, Saya minta teman ini mengirim foto-foto nya. Anda bisa lihat juga pada gambar dibawah. Bisa anda perhatikan tanda-tanda terbakar disana ?
Ah, jangan –jangan pelakunya karena ampere naik ….
Teman saya ini juga menganalisa akar masalah yang sama, Pertanyaannya, jika ada system pengaman rangkaian elektrik, mulai dari fuse didalam rangkaian system ditambah lagi MCCB di panel, mengapa suplay arus tidak terputus ? Tepat, jika saat running ampere motor dikisaran 80 A, didalam system sudah disetting secara digital batas pengaman amperenya, plus ditambah batas ampere di MCCB (150 A), harusnya system off. Saat saya tanyakan apakah motor mendapat beban lebih, misal bearing kompresor macet, atau lainnya. Jawabannya tidak ada, saat kopling diputar manual kok enteng. Wah ada apa ini …
Saya amati lebih seksama foto-foto ini, sepertinya saya mendapat jawaban yang lebih mendekati, mari kita lihat gambar ini sekali lagi.
Kabel yang putus hanya 1 ( di KM 1 ) yang lain tampak seperti efek api |
Ini bukan pola yang disebabkan kenaikan ampere , selain tidak terputusnya suplay arus, motor terbukti tidak ada beban pada putaran, dan yang lebih penting, jika diasumsikan sistem safety gagal, kenaikan ampere pada motor tetap ditanggung oleh ketiga phase ( RST ), bukan satu phase saja seperti gambar diatas. Saya coba folus pada kontaktor KM 1 dan minta informasi lebih banyak mengenai spesifikasinya. Sepertinya saya memiliki teori yang lain.
SIEMENS 3TF47 ternyata menggunakan model kabel dengan Skun Jepit. Wah jangan – jangan …., setahun lalu di saat kerja di Bali, saya pernah melihat pola seperti ini. Sambungan antara kabel tegangan tinggi yang tidak sempurna akan menyebabkan “loncatan api” atau Sparking. Dalam situasi ini bisa dipastikan ampere terbaca stabil atau ampere tidak naik. Disituasi ini, jangan harap Fuse, MMCB, atau Thermal overload bisa mendeteksinya. Saya info analisa saya ini ke teman saya, dan setelah memastikan semua komponen safety bekerja, segera ganti Kontaktor dan hati-hati saat conect skun kabelnya nanti.
Keesokan hari, mesin test run, dan ampere motor yang terbaca pada display berkisar antara 72 – 75 A. Angka aman. Senin ini hari keempat, dan kompressor masih running dalam kondisi normal. Saya yakin analisanya tepat, tersangka utamanya sambungan skun kabel yang tidak sempurna. Pertanyaannya kenapa koneksi antara kabel dan Contactor bisa kendor ? Mudah-mudahan ini menjadi pelajaran bagi kita.
Beberapa kontaktor seperti type ini menggunakan type jepit, beberapa type lain menggunakan type baut. Analisanya, Getaran mekanis menyebabkan ulir-ulir pada baut penjepit berputar berlawanan hingga kendor. Kondisi ini menyebabkan adanya celah udara antara plat contactor dan skun. Celah udara inilah yang menyebabkan terjadinya Loncatan bunga api, dan membakar kabel di KM1. (panas) api menyebabkan beberapa bagian di kontaktor lain ikut terbakar.
Untuk kenang-kenangan, teman saya kirim foto model Skun Jepit pada contactor ini, anda juga bisa lihat gambar dibawah
Contactor dengan model jepit pada Conector |
Saya pikir, akar masalahnya bukan pada Standard Type Contactor yang digunakan, tapi lebih pada control kondisi parts, mengganti dengan type parts bukanlah solusi, ada kemungkinan system electronic tidak bekerja optimal jika diganti dengan model yang lain.
Sebagai tindakan preventive, ternyata tidak cukup jika teknisi hanya melakukan inspeksi Ampere. Beberapa pembebanan atau motor ampere tinggi, perlu dilakukan inspeksi kondisi sambungan dengan rutin melakukan pengencangan pada baut-baut ikat per titik.
Semoga Artikel ini Bermanfaat & Utamakan Keselamatan !
Comments
Post a Comment