Skip to main content

Al-Azhar University




Al-Azhar University, siapa yang tidak kenal universitas Al-azhar?? Yang tidak tahu Universitas Al Azhar Kairo berarti kalian kudet.. Di Indonesia saja kita sering mengenal mulai dari Tk sampai dengan SMA bahkan Universitasnya saja sudah banyak.. Kalau kita masih belum tau sama namanya Al Azhar mending kelaut aja deh, hehe..

Tapi Sekarang saya bukan mau membahas Universitas Al Azhar di Indonesia, namun Universitas Al Azhar yang ada di Kairo, Mesir. Kenapa saya bahas ini?? Karena saya sendiri punya cita cita untuk sekolah di sana, dan semoga tercapai aamiin.. Saya akan mengupas semua tentang Al Azhar University Cairo ini dari berbagai sumber.. Semoga anda tertarik untuk membacanya..



SEJARAH  جامعة الأزهر الشريف


      Universitas Al-Azhar adalah salah satu pusat utama pendidikan sastra Arab dan pengkajian Islam Sunni di dunia dan merupakan universitas pemberi gelar tertua kedua di dunia, setelah Universitas Al Qarawiyyin.  Universitas ini berhubungan dengan masjid Al-Azhar di wilayah Kairo Kuno.

Lembaga Pendidikan al-Azhar berawal dari sebuah masjid yang berada di kota Kairo, dibangun oleh Jauhar al-Siqiliy, seorang panglima perang pasukan Dinasti Fathimiyah. Setelah berhasil menguasai Mesir dari tangan Dinasti Ikhsyidiyah pada tahun 969 M (358 H), Jauhar al-Siqily membangun sebuah kota di sebelah utara kota Fusthat, Ibu kota Mesir saat itu. Kota itu kemudian diberi nama al-Qahirah (Kairo).

Satu tahun setelah itu, tepatnya pada tahun 970 M (359 H), dibangunlah sebuah masjid di tengah kota Kairo yang diberi nama Masjid al-Qahirah. Penamaan ini karena pembangunan masjid itu bersamaan dengan pembangunan kota Kairo. Masjid inilah yang di kemudian hari dikenal dengan nama masjid al-Azhar. Pembangunan masjid ini membutuhkan waktu dua tahun, dan kemudian dibuka untuk pertama kalinya pada bulan Ramadhan tahun 361 H (972 M) untuk pelaksanaan salat.

Saat itu terdapat dua buah masjid besar di Mesir, yang pertama adalah masjid Amru bin al-`Ash di kota Fusthat, dan yang ke dua adalah masjid Ibnu Thulun di kota al-Qathai`. Kemudian Jauhar al-Siqily membangun kota Kairo di sebelah utara dari kedua kota itu dan membangun Masjid al-Qahirah yang kelak dikenal dengan nama Masjid Jami` al-Azhar

Pemberian nama al-Azhar sendiri mengundang beberapa penafsiran di kalangan sejarawan. Dr. Ahmad Mahmud, Guru Besar Sejarah Islam di Universitas Kairo menjelaskan bahwa kata Azhar diambil dari kata al-Zahra, nama dari Sayyidah Fatimah al-Zahra binti Rasulullah Shallallahu `Alaihi wa Sallam. Istri dari Sayidina Ali bin Abi Thalib, ibu dari Sayidina Hasan dan Husain.

Dr. Mina Sya`ir, Guru Besar Sejarah Islam di Universitas al-Azhar menjelaskan bahwa kata al-Azhar juga konon diambil dari nama sebuah istana yang dibangun pada masa Khalifah al-`Aziz billah.

Setelah empat tahun berlalu sejak penaklukan dan pendirian kota Kairo, selama itu Jauhar al-Siqily mempersiapkan kota Kairo untuk menjadi pusat pemerintahan Dinasti Fathimiyah. Ia pun kemudian mengundang Khalifah al-Mu`iz li Dinillah ke kota Kairo untuk berpindah dan mejadikan Kairo sebagai pusat pemerintahan dinastinya.

Masjid al-Azhar tidak hanya dibangun untuk sebagai masjid tempat salat semata, namun juga sebagai tempat pusat penyebaran dan pelestarian ajaran mazhab Syiah yang menjadi mazhab resmi Dinasti Fathimiyah. Masjid al-Azhar menjadi masjid resmi miliki Negara, ia menjadi tempat para pemimpin Dinasti Fatimiyah berkhutbah, dan juga menjadi cerminan dari setiap kebijakan dan keputusan Negara.

Majlis yang pertama kali diadakan adalah sebuah majlis yang diisi oleh al-Qadhi Abu Hasan al-Nu`man pada bulan Safar 365 H (976 M), dan kitab yang dikaji saat itu adalah kitab al-Iqtishar, kitab fikih mazhab Syiah Ismailiyah. Dan mulai sejak itu hingga beberapa tahun kemudian, kegiatan akademis di masjid al-Azhar semakin berkembang.

Di dalamnya terdapat perpustakaan yang memuat buku-buku dari berbagai macam bidang keilmuan, para ilmuan dari berbagai penjuru negeri pun datang ke al-Azhar untuk belajar dan mengajarkan ilmunya, menghidupkan tradisi keilmuan Islam. Bahkan menurut Dr. Mahmud Isma`il, Guru Besar Sejarah Islam Universitas Kairo, terdapat sebuah kajian khusus tentang medis di masjid al-Azhar yang saat itu merupakan lembaga kajian medis satu-satunya di dunia.

Keadaan berubah ketika masa dinasti Ayyubiyah berkuasa di Mesir (1171-1250 M), setelah kedatangan Shalahuddin al-Ayubi ke Mesir pada tahun 567 H. Setelah berhasil menguasai Mesir, Shalahuddin al-Ayubi memberikan banyak perubahan kepada Mesir. Ia merubah mazhab akidah Negara dari Syiah Ismailiyah menjadi mazhab Islam Sunni Asy`ari, dan merubah mazhab fikih Negara menjadi mazhab Syafi`I.

Penghapusan mazhab Syi`ah pun berdampak pada lembaga al-Azhar saat itu. Shalahuddin mengambil fatwa untuk menjauhkan masyarakat Mesir saat itu dari masjid al-Azhar, demi mengikis pengaruh mazhab Syi`ah yang telah berkuasa di sana lebih dari dua ratus tahun lamanya. Ia juga meniadakan salat jum`at dan khutbah di masjid al-Azhar dan memindahkannya ke masjid al-Hakim bi Amrillah yang terletak di sebelah utara kota Kairo.

Sejak saat itu, masjid al-Azhar ditutup untuk semua kegiatan selama seratus tahun lamanya, sejak tahun 567 sampai 665 H tidak ada kegiatan apapun di masjid al-Azhar. Masjid itu pun mati suri selama seratus tahun. Dan untuk menghidupkan kembali mazhab sunni, Shalahuddin pun menghidupkan masjid-masjid besar lainnya dengan praktek ibadah dan pengajaran sesuai dengan mazhab Sunni.

Pada masa itu pun Dinasti Ayubiyah disibukkan dengan perang salib melawan pasukan salib dari Eropa. Dan selama itu juga Azhar tidak berfungsi sama sekali.

Kebuntuan ini berubah pada masa dinasti Mamalik (1250-1517 M). Adalah seorang Izzuddin Aidumur al-Hilli gubernur Kairo ketika itu yang bertempat tinggal di dekat masjid al-Azhar. Ia melihat bahwa masjid al-Azhar saat itu sama sekali tidak terawat, ia melihat masjid yang besar itu telah menjadi jalanan umum yang dilewati oleh manusia dan hewan. Ia pun kemudian memprakarsai renovasi masjid al-Azhar. Dinding-dindingnya diperbaiki, tiangnya diperkuat, atapnya diperbaiki, diberi hiasan di setiap dindingnya. Masjid pun direnovasi sedemikian rupa hingga memungkinkan agar kembali digunakan untuk keperluan ibadah dan pendidikan.

Mengembalikan praktek ibadah ke masjid al-Azhar ternyata tidaklah mudah, khususnya dalam hal salat Jum`at. Para hakim Dinasti Ayubi yang bermazhab Syafi`I memfatwakan sesuai dengan mazhab Syafi`I, yaitu tidak boleh ada dua salat Jum`at di satu kota, dan saat itu salat Jum`at telah dilaksanakan di masjid al-Hakim bi Amrillah yang jaraknya kurang dari dua tiga kilometer dari masjid al-Azhar. Izzuddin pun harus dihadapkan dengan fatwa ini untuk menghidupkan kembali salat Jum`at di al-Azhar.

Setelah berbagai perdebatan fikih yang panjang, akhirnya salat dan khutbah Jum`at pun kembali dilaksanakan di masjid al-Azrar di tangan penguasa saat itu, al-Zahir Baybars. Salat Jum`at pertama setelah penutupan itu terjadi pada tahun 665 H. Dan sejak saat itu dibuat semacam lembaga yang khusus untuk mengelola wakaf dan pendanaan untuk pembangunan dan perawatan masjid dan penghidupan kembali iklim akademis di masjid al-Azhar. Dan sejak itu juga, para penguasa pun menyediakan uang khusus untuk diwakafkan ke masjid demi berbagai macam keperluan masjid.

Dan di masa Dinasti Mamalik terjadi perluasan masjid hingga dua kali lebih luas dari pada saat dibangun oleh Dinasti Fatimiyah. Dan saat itu pun dibangun kamar-kamar untuk tempat tinggal para pelajar yang disebut dengan “Ruwaq”, dan saat itu pula dibangun beberapa menara.

Kehancuran kota Baghdad di tangan pasukan Hulagu Khan 1258 M. dan penyerahan kota Granada 1492 M. menjadikan kota Kairo sebagai salah satu pusat peradaban Muslim yang masih tersisa. Para ulama dan pelajar berpindah dari Baghdad, Andalus, dan berbagai negeri untuk mengenyam iklim ilmiah yang ada di sana.

Saat itu al-Azhar memasuki masa keemasannya. Al-Azhar memasuki masa pencerahan, pengembangan, dan perbaikan. Berbagai macam cabang ilmu dipelajari, dari ilmu-ilmu agama hingga sains dan teknologi. Saat itulah dikenal para ulama sekaliber Ibnu Khaldun dan Ibnu Hajar al-Asqalani.

Perpustakaan Al-Azhar dianggap nomor dua terpenting penting di Mesir setelah Perpustakaan dan Arsip Nasional Mesir. Al-Azhar yang bermitra dengan ITEP, suatu perusahaan teknologi informasi Dubai, pada bulan Mei 2005 meluncurkan Proyek YM Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum untuk Melestarikan dan Mempublikasikan Naskah Al-Azhar Secara Online ("Proyek Al-Azhar Online"); dengan membawa misi untuk memberikan akses online kepada masyarakat atas seluruh koleksi manuskrip langka (terdiri dari sekitar tujuh juta halaman) yang dimiliki perpustakaan Al-Azhar.


Profil Mufti Universitas Al Azhar 

Syeikh Abdul Halim Mahmud (Mufti Ke-44)

Beliau adalah ulama besar yang menjadi pembela ajaran ahlussunnah wal jamaah yang membela kebebasan dalam mengikuti madzab Imam yang empat, lahir di Irak dan wafat secara syahid di Suriah. Sebagai ulama besar beliau dikagumi oleh banyak ulama besar lainnya secara internasional dan telah menghasilkan banyak karya kitab yang juga banyak tersebar di Indonesia. 
Beliau lahir di desa “Abu Ahmad”, pinggiran kota Bilbies Propinsi Syarqiyah pada tahun 1910 M. Ayahanda beliau, Syekh Ali adalah pelajar al-Azhar yang putus sekolah karena ditinggal wafat ayahnya dan mengurus adik-adiknya yang masih kecil. Cita-cita Syekh Ali beliau titipkan ke puteranya, Abdul Halim Mahmud untuk menimba ilmu di al-Azhar sampai selesai.
Setelah menghafal al-Qur’an, Abdul Halim Mahmud didaftarkan ayahnya ke Ma’had al-Azhar di Kairo pada tahun 1923 M. Ketika Ma’had al-Azhar cabang Zaqaziq dibuka, yaitu pada tahun 1925 M., beliau pindah ke sana supaya lebih dekat dengan orang tuanya. Disamping itu beliau juga belajar di Sekolah Pendidikan Guru di Zaqaziq yang dilaksanakan pada sore hari, hingga akhirnya beliau lulus pendidikan Tsanawiyah (setingkat SMA) pada tahun 1928 M.
Setelah lulus dari Sekolah Pendidikan Guru, Syaikh Abdul Halim Mahmud hendak mendaftar menjadi seorang pengajar, namun oleh ayahnya beliau disuruh untuk melanjutkan pendidikan al-Azhar Abd. al-Halim Mahmud (1910-1978) dikenang sebagai mantan rektor al-Azhar yang menulis banyak tentang Tasawuf. Ia digelari kehormatan ”Al-Ghazali dari abad ke-14 H“ karena kemampuan unik untuk mengintegrasikan dimensi eksoteris dan esoteris Islam (yang sering dianggap bertentangan). Ia pun berpengaruh besar pada tahun 1960-1970-an, saat periode Presiden Anwar Sadat, di mana revivalisme Islam memulai kebangkitannya di Mesir .
Pada tahun 1932 M. beliau meraih gelar sarjana dari al-Azhar. Setelah itu beliau melanjutkan pendidikannya di Universitas Sorbonne, Perancis dan meraih gelar doktor pada tahun 1940 M.
Karier Syekh Abdul Halim Mahmud:
Dosen ilmu psikologi di fakultas Bahasa Arab al-AzharDosen ilmu filsafat di fakultas Ushuluddin al-Azhar, tahun 1951 M.Dekan fakultas Ushuluddin, tahun 1964 M.Anggota Majma al-Buhuts al-IslamiyahMenteri Perwakafan Mesir
Syaikh Abdul Halim Mahmud lahir pada 12 Mei 1910 di Prov. Syarqiyah Mesir. Setelah menamatkan studi di al-Azhar, beliau berhasil juga meraih gelar Doktor dengan predikat Cumlaude dari sebuah universitas terbesar di Prancis. Sewaktu duduk di bangku SD pun ia pernah lulus satu-satunya ketika mengikuti tes masuk SMA tanpa harus melalui jenjang SMP!.
Selain Guru Besar Psikologi & Filsafat dan Dekan Fak. Ushuluddin di Univ. al-Azhar, beliau juga pernah menjadi Dekan Fak. Imam Ghazali di Damaskus (1964), Sekjen Islamic Research Academy (1969), Wakil al-Azhar (1970), dan Menteri Wakaf (1971). Setelah itu terpilih menjadi Grand Sheikh of el-Azhar hingga meninggalkan dunia yang fana pada pagi Selasa, 17 Oktober 1978. Ketika itu, seluruh umat Islam benar-benar merasa kehilangan sosok imam yang luar biasa. Semoga Tuhan melimpahkan keberkatan beliau kepada kita semua, atau kepada yang mau saja!. Amin.
Syeikh Abdul Halim menyajikan tasawuf sebagai metode ilmiah yang memungkinkan orang untuk memahami realitas. Inti dari Tasawuf didefinisikan sebagai pengetahuan (ma’rifa) dari domain metafisik. Metafisika adalah ilmu  yang menjelaskan aspek tersembunyi dari Allah dan menjelaskan risalah dan nubuwwahNya. Beliau menekankan adanya perbedaan Tasawuf dari ‘mistisisme‘
Ia menegaskan bahwa Tasawuf bukanlah metode takhayul, tetapi bidang ilmu pengetahuan, mengutip Abbas Mahmud al-Aqqad (w. 1964) mengatakan bahwa Ma’rifat merupakan ranah intelektual yang baik sains fisika, kognisi (fikr), atau berbagai jenis persepsi jiwa (bashirah, dll)
Pada tahun 1932 M. beliau meraih gelar sarjana dari al-Azhar. Setelah itu beliau melanjutkan pendidikannya di Universitas Sorbonne, Perancis dan meraih gelar doktor pada tahun 1940 M.
Pada Maret 1973 M. beliau diangkat menjadi Syekh al-Azhar menggantikan Syekh Muhammad al-Fahham. Karena sebelumnya beliau menjadi menteri Perwakafan Mesir, beliau menjadi tahu bahwa selama ratusan tahun harta wakaf al-Azhar telah dicuri oleh pemerintah Mesir sejak kepimpinan Muhammad Ali Pasha. Untuk itu, yang pertama beliau lakukan adalah mengembalikan seluruh kekayaan al-Azhar.
Di al-Azhar beliau melakukan beberapa langkah besar, seperti membentuk pusat-pusat tahfidz al-Qur’an di seluruh kota dan propinsi, mengoptimalkan peran ma’had ibtida’iyah al-Azhar, ma’had tsanawiyah al-Azhar, ma’had askariyah (militer) dan ma’had untuk pelajar putri.
Syaikh Abdul Halim Mahmud dimasa kepemimpinannya juga mendesak pemerintah Mesir untuk menerapkan syariat Islam. Karena menurut beliau, penerapan syariat Islam adalah satu-satunya jalan untuk mengembalikan kejayaan Islam.
Tasawuf adalah kesucian (shafa’) dan penyaksian (musyahadah). Tasawuf adalah realisasi firman Tuhan, “Beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya” (QS. al-Syams:9).

Tasawuf adalah aplikasi firman-Nya, “Katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku semata-mata untuk/karena Allah, Tuhan semesta alam” (QS. al-An’am: 162).
Tasawuf adalah wujud nyata dari firman-Nya, “Allah menyatakan bahwa tiada tuhan selain Dia. Malaikat serta orang-orang berilmu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Menegakkan Keadilan, Maha Perkasa, lagi Maha Penyayang” (QS. Ali Imran: 18).
Tujuan Tasawuf adalah ‘bersaksi/menyaksikan bahwa tiada tuhan selain Allah’. Namun, Tasawuf tak kenal buku!. Ketahuilah, Tasawuf tidak dapat dijangkau dengan banyak membaca. Keagungan Tasawuf hanya dapat ditempuh dengan kebeningan jiwa serta ketajaman mata hati. Bagaimana itu terjadi?
Benarkah membaca dan mengkaji dapat meraih Tasawuf? Benarkah mengenal alam ghaib secara langsung cukup dengan sebuah penelitian ilmiah? Lantas apakah pengetahuan manusia tentang kecerahan hakikat bergantung pada wawasan intelektual dan hasil risetnya? Tidak, seribu kali tidak!.
Sesuai pengalaman spiritualnya, Imam Ghazali mengemukakan bahwa ia telah membaca banyak buku Tasawuf, tapi satu-satunya penyimpulan yang kemudian ia lahirkan hanyalah bahwasanya ketinggian ilmu para wali tidak dapat diperoleh melalui belajar (ta’allum) dan mendengar (sama’), melainkan dengan mencicipi (dzauq), menjiwai (hal), dan bertukar sifat (tabaddul shifat).
Sungguh betapa besar perbedaan antara “mengenal definisi ‘sehat’ dan ‘kenyang’ serta sebab-sebab maupun syarat-syarat keduanya”, dan “merasakan sehat dan kenyang itu sendiri”. Betapa besar pula perbedaan antara “mengenal kondisi mabuk” dan “merasakan mabuk itu sendiri”. Bahkan sungguh, sang pemabuk justru sama sekali tidak mengenal apa itu kata ‘mabuk’. Beda halnya dengan seorang dokter ketika sakit, ia sangat menguasai ilmu kesehatan, namun ia sendiri kehilangan kesehatan itu.
Demikian pula, mengenal esensi zuhud, syarat-syarat, dan sebab-sebabnya, tidak sama dengan meresapi dan menghayati sifat zuhud itu sendiri dalam keseharian. Para sufi adalah arbabu ahwal (para penikmat rasa), bukan ashhabu aqwal (para penganalisa). Apa yang dapat diraih melalui belajar, mudah saja didapatkan. Capailah ilmu-ilmu yang hanya diperoleh dengan mencicipi dan merasakan.
Ibnu Sina saja ketika mendefinisikan sebuah ‘jalan kecerahan sehingga hati manusia menjadi cermin yang berkilau’, ia menyatakan bahwa jalan itu tidak dapat ditempuh melalui membaca dan meneliti, akan tetapi melalui kemauan tulus serta kesungguhan ganda. Bahkan Abu al-Hasan al-Nuri berani menegaskan bahwa Tasawuf tidak dapat dikategorikan sebagai sebuah ‘ilmu’, sebab ‘ilmu’ dapat dicapai dengan belajar, sedang Tasawuf tidaklah demikian. ‘Ilmu’ tidak perlu digapai melalui ‘penyucian jiwa’ sebagaimana Tasawuf. Tentulah ‘ilmu’ yang dimaksud al-Nuri adalah semata-mata ‘ilmu kasbi‘ dan bukan ‘ilmu ladunni‘. Tasawuf 100% ilmu laduni, maka bila diperoleh melalui buku dan sebagainya, bukanlah Tasawuf namanya!.
Demikianlah wasiat al-’Arif Billah al-Imam al-Akbar Sidi Syaikh Abdul Halim Mahmud Ra., Sang Grand Sheikh of el-Azhar periode 1973-1978, disampaikan melalui catatan hatinya, “al-Madrasah al-Syadziliyah‘, terbitan Darul Ma’arif Cairo, cetakan ketiga, hal. 424 s/d 425 dan hal. 438.
Beliau juga dikenal sebagai tokoh dan Syeikh Thariqat Syadziliyah. Di makam Syeikh Ibnu Athaillah as-Sakandary, beliau berkhalwat berbulan-bulan, dan kelak beliau menulis buku biografi Asy-Syadzily, beliau mendapatkan pengaman ruhani luar biasa.
Syeikh Abdul Halim Mahmud merupakan pengamal tarekat SYadzuliyah yang beliau ambil dari Syeikh Abdul Fatah Qadhi as-Sabalanja, Syeikh Abdul FAtah mengambil dari Syeikh Muhammad Abdul Wahab al-Husofy, beliau mengambil dari ayahandanya dari Syeikh Hasanain al-Husofy, silsilah tarekat ini di kenal juga dengan silsilah syazuliyah al-Husofiyah, kami sebagai Muqaddim tarekat Syazuliyah al-Husofiyah di untuk kawasan luar Mesir mengajak saudara untuk mengenal lebih banyak tarekat Syazuliyah al-Husofiyah
Menurut Laily Mansur LPH dalam Ajaran dan Teladan para Sufi (2002)
Ia amat dihormati dan disegani baik kalangan rakyat, pejabat, intelektual maupun ulama mesir bahkan juga dunia islam. Setelah syaikhul akbar Mahmud Syaltout meninggal dunia, maka mesir tidak lagi diwarnai fatwa-fatwa modern dalam bidang fiqih, tetapi dengan itu mulai bangkit suatu spiritualitas baru dengan tampilnya syaikhul akbar Abdul Halim Mahmud. Masyarakat mesir mendapat curahan baru air sejuk kerohanian yang terpancar dari pribadi luhur dan ceramah-ceramahnya yang sejuk, baik melalui pertemuan-pertemuan umum maupun dalam seminar atau peringatan hari-hari besar islam.
Kehidupan sebagai seorang sufi di masa modern tergambar dalam kehidupannya sehari-hari. Penulis menyaksikan sendiri betapa hidupnya yang amat sederhana, demikian juga rumahnya yang kecil dengan perabotan yang seadanya, hanya dipenuhi oleh kitab-kitab diberbagai sudut rumah, walaupun jabaan begitu demikian tinggi. Wajahnya selalu cerah, dengan percakapan yang selalu terbatas tapi mulutnya selalu zikir dengan tasbihnya selalu berputar. Kalau bepergian ia selalu lebih banyak menggunakan bus umum daripada mobil dinasnya. Kalau ia memberikan kuliah biasanya di auditorium muhammad abduh, dan sebelum ia datang, mahasiswa sudah siap dan kalau dia sudah masuk ruangan tidak satupun yang berani masuk. Ia amat berwibawa, dihormati dan disegani.
Kedudukan Abdul Halim Mahmud bukan hanya mendapat tempat di hati rakyat, pejabat atau ulama, bahkan juga mendapat tempat di hati presiden anwar saddat. Apabila Mahmud Syaltout menjadi penasihat spiritual presiden Gamal Abdul Naser maka Abdul Halim Mahmud menjadi penasehat spiritual presiden Anwar Saddat. Konon setelah bertahun-tahun dipersiapkan oleh mesir untuk mengadakan penyerangan menghancurkan benteng bar lev yang menjadi kebanggaan dan lambang supremasi militer israel itu, tiba-tiba Abdul Halim Mahmud bermimpi bertemu rasulullah dan rasulullah memberi isyarat untuk segera mengadakan penyerangan terhadap israel. Hasil mimpi itu segera disampaikan kepada presiden anwar saddat. Setelah diadakan pertimbangan militer anwar saddat segera memerintahkan penyerangan yang terkenal dengan perang ramadhan. Benteng Bar Lev yang dibanggakan israel hancur berantakan dan israel mengalami kekalahan besar.

Syekh Abdul Halim Mahmud memiliki karya tulisnya sangat banyak. Secara umum tulisan beliau dibagi menjadi tiga:
  1. Karya ilmiah yang beliau tulis ketika kuliah di Perancis dan telah beliau terjemahkan ke dalam bahasa Arab, seperti: Wazin al-arwah, al-Falsafat al-yunaniyah, al-Musykilat al-akhlaqiyah wa al-falasifah, dan Muhammad Rasulullah.
  2. Karya beliau yang merupakan syarh atau komentar dari kitab-kitab turats yang berjumlah lebih dari 14 judul buku seperti komentar dari kitab Al-Falsafah al-Hindiyah li al-Bairuni, al-Luma’ li al-Thusi dan al-Risalah al-Qusyairiyah.
  3. Karya beliau yang merupakan pembahasan tema-tema ilmiah, berjumlah lebih dari 50 judul buku, seperti al-Faylasuf al-muslim, al-Tasawuf ‘inda Ibnu Sina, Asrar al-ibadat fi al-Islam dan lain sebagainya.
Syekh Abdul Halim Mahmud benar-benar mengoptimalkan hidupnya untuk mengabdi kepada al-Azhar dan umat Islam. Namun ketika baru pulang dari tanah suci, beliau merasakan sakit dan dibawa ke rumah sakit al-Syabrawi. Kemudian beliau wafat pada Selasa 15 Dzulqa’idah 1398 bertepatan dengan 17 Oktober 1978 M.
Abdul Halim Mahmud memiliki karya-karya yang cukup banyak diantaranya adalah
Al tafkir al falsafi fi al islam
Al tasawuf inda ibnu sinaAl ri’ayat lihuquqillah li al mahasibiAbu madyan al ghaustAl syibliAhmad al badawi Al SyadzalyQadhiyyat al tasawuf al munqidzu min la dhalal li al ghazaliAl islam wa al aqlAl rasulAsrar al ibadat fi al islamDan lain-lain
Kalau kita kaji karya karya Abdul Halim Mahmud dalam bidang pemikiran islam maka tampak sekali bahwa ia amat menghargai para sufi islam dari manapun asalnya dan dari aliran manapun mereka. Dalam mengikuti pengajian halaqoh beliau, penulis belum pernah mendengar beliau menyalahkan sufi yang berbeda pendapat dengan beliau.
Baginya jalan tasawuf adalah jalan yang selamat, akomodatif dan konstruktif bagi kehidupan dan kemajuan. Tasawuf membawa kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam berbagai tulisannaya ia menunjukkan betapa para sufi telah bekerja membantu para fakir miskin, membangun masyarakat, meluruskan jalan pemerintahan dan berjuang membela negara. Ia membela kaum sufi dari berbagai tuduhan dengan jawaban-jawaban yang memuaskan , dan tuduhan terhadap kaum sufi itu dianggapnya sebagai mengada-ada. Ia tunjukkan beberapa sufi yang memiliki gelar sebagai orang pekerja sebagai pemintal benang, tukang jahit, pedagang dan sebagainya, sebagaimana halnya beberapa sufi yang gugur dimedan perang untuk membela negara. Oleh karena itu melalui jalan tasawuf kaum muslimin akan bangkit dan selalu aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Disamping teori-teori yang di kemukakannya dalam karya-karyanya itu juga tampak dalam kehidupannya sendiri , meskipun hidup dalam kehidupan tasawuf, namun ia berjuang dengan gigih berjuang baik melalui pribadi maupun jabatan negara yang disandangnya untuk kepentingan masyarakat, negara dan agama. Dengan begitu tasawuf bukan membuat masyarakat menjadi mundur, namun ia merupakan ajaran yang positif dan etos dinamisasi masyarakat. baginya tasawuf adalah kebersihan rohani dan usaha-usaha yang konstruktif dalam rangka menuju kepada Ilahi dan berolah penyaksian (Musyahadah) daripadaNya.
Berbicara tentang Musyahadah maka kita berbicara tentang pengetahuan puncak sufi yang didapat tidak lagi melalui logika atau indera, namun ia didapat melalui mata hati yang disebut dengan bashirah, sedang pengetahuan para sufi adalah pengetahuan ilham dari Allah.
Menurut Abdul Halim Mahmud, mata hati (bashirah) itu hanya bisa berfungsi kalau telah mencapai kebersihan rohani dan kebeningan jiwa hingga terang seterangmya mencapai Cahaya Ilahi. Maka tingkat pengetahuan sufi adalah tingkat kedua setelah Nubuwwah Nabi. Untuk mencapainya harus melalui maqomat dan ahwal dimana maqomat merupakan jalan bertingkat yang terus menerus diusahakan, sedang ahwal adalah keadaan pemantapan rohani yang menyejukkan dan menyegarkan yang diberikan dalam Rahmat Rabbani.
Pedoman perjalanan sufi tidak lain adalah Rasulullah sendiri. Untuk itu diperlukan syarat-syarat. Syarat pertama harus harapan penuh kepada Allah, kedua harapan akan berjumpa dengan hari akhir, dan ketiga selalu dzikir kepada Allah. Dengan persyaratan itu seseorang telah mulai memasuki pintu menuju Tuhan dan mulailah tumbuh tekad untuk tegar menuju Tuhan dan memperbanyak tobat bila terjadi alpa atau lupa. Apabila tobat telah benar akan menumbuhkan wara’ yaitu meninggalkan segala bentuk syubhat dan hal itu akan mengantarkan kepada kedudukan zuhud, suatu kehidupan sederhana dalam segala hal, dan kedudukan ini menyampaikan lagi kepada kedudukan berikutnya yaitu tawakkal. Tawakkal adalah memberikan dan mempasrahkan segala hasil usaha karena kecintaan kepada-Nya. Dengan itu kecintaan mulai tumbuh dan semakin kuat dan pendorong segala usaha dan tingkah laku itu sesuai dengan kehendak yang dicintai. Apapun yang dikehendaki yang dicinta akan dilaksanakan dengan patuh dan penuh Ridha. Ridha merupakan maqam akhir menuju Tuhan.
Demikian perkembangan kesufian seseorang, menurut Abdul Halim Mahmud, dimulai dengan rasio dilanjutkan dengan perkembangan ruhani yang meningkat hingga bashirah menyampaikan kepada Musyahadah.
Adalah amat mengesankan apa yang menjadi jalan tasawuf Abdul Halim Mahmud tersebut dan hal itu juga di tunjukkan dalam perjalanan hidupnya sebagai seorang sufi dan sarjana yang disegani. Kepribadian sufi yang luhur, disamping memiliki jalan tasawuf itu ia juga mampu menampilkan keunggulan spiritual islam ditengah kancah materialisme abad XX, hingga menimbulkan optimisme dan harapan-harapan baru.
Abdul Halim Mahmud dikenal dikalangan ulama dengan syaikhul akbar, dikalangan masyarakat dikenal dengan al imam, dan dikalangan sufi digelari dengan abul ‘Arifin. Bapak para sufi ini wafat pada tahun 1978 dengan diantar oleh ulama, pejabat, dan kaum muslimin yang melimpah ruah ditempat pemakamannya yang khusus untuk para ulama.

 

Syeikh Muhammad Sayyid Tantawi (Mufti Ke-47)

Syeikh Muhammad Sayyid Tantawi dilahirkan pada bulan Oktober tahun 1928 di Kampung Salim As-Syarqiyyah di Muhafazah Sohaj di So'id Misr. Beliau menghafaz Al-Quran dan belajar di Iskandariah/Alexandaria, Mesir.

Memperoleh PhD dalam bidang Hadith dan Tafsir pada tahun 1966 dengan pangkat Mumtaz (cemerlang). Berkhidmat sebagai tenaga pengajar di Kuliah Usuluddin, kemudian beliau mengajar di Libya selama 4 tahun dan di Madinah Al-Munawwarah pula sebagai Dekan Kuliyyah Ad-Dirasat Al-'Ulya di Universiti Islam Madinah. Kemudian, beliau pulang semula ke Kaherah.

Pada 28 Oktober 1986, beliau dilantik menjadi Mufti Kerajaan Negara Mesir. Pada tahun 1996, beliau dilantik menjadi Syeikhul Azhar.

Beliau merupakan salah seorang di kalangan ulama terbilang di Al-Azhar yg mahir dalam bidang Tafsir dan mempunyai karya-karya penulisan yang bermutu.

Peribadinya

Syeikh Sayyid Tantawi walaupun seorang yang berkedudukan tinggi di dalam kerajaan Mesir, namun sedikit pun tidak memberikan kesan kepada kehidupannya. Malah terkenal sebagai seorang yang zuhud, tenang dan sejuk mata memandang. Butir-butir kalam yang keluar daripada beliau mampu menusuk ke jiwa sanubari sesiapa yang ingin memahaminya.

Syeikh Sayyid Tantawi merupakan seorang yang sangat kuat membaca dan terlalu asyik jika membaca, sehingga diceritakan beliau terpaksa menyuruh salah seorang pembantunya untuk menunggu dan mengingatkan kepada beliau bilamana waktu solat telah masuk, bimbang terlepas waktu solat. Ini kerana jika beliau mula membaca pada awal pagi, maka beliau hanya akan tamat membaca jika telah masuk waktu Zohor. Ini adalah rutin kehidupan beliau.

Bilamana meneliti kehidupan beliau, seolah-olah terpancar sinar para ulama terdahulu yang terlalu asyik dan masyuk ketika membaca. Kisah Imam Isnawi rahimahullah yang membaca bermula selepas Isyak sehinggalah terlepas solat Subuh hanya kerana terlalu asyik membaca dan menulis sehingga tidak sedar bahawa matahari semakin meninggi. Beliau hanya menyedari bahawa subuh telah tamat bilamana cahaya matahari memancar ke wajahnya. Masya Allah, begitu asyik sekali membaca seolah-olah tidak menyedari apa yang berlaku di sekelilingnya. Berbeza dengan sikap 'pewaris para ulama' sekarang, lebih banyak tidur daripada membaca. Apa yang berlaku kepada kita, adalah sebalik daripada cerita Imam Isnawi rahimahullah dan Imam Tantawi rahimahullah.

Karya-karyanya

- Bani Israel fi Al-Quran wa As-Sunnah (1969)
- At-Tafsir Al-Wasit li Al-Quran Al-Karim (1972)
- Al-Qissah fi Al-Quran Al-Karim (1990)
- Muamalat Al-Bunuk wa Ahkamuha As-Syar'iyyah (1991)

Kontroversi Semasa Hidupnya

Memang tidak dinafikan Syeikh Tantawi rahimahullah pernah mengeluarkan fatwa yang kelihatan kontroversi tetapi mungkin fatwa itu dikeluarkan atas faktor-faktor tertentu yang tidak kita ketahui. Maka, lebih selamat jika kita serahkan urusan-urusan sebegini kepada mereka yang layak dan tahanlah lidah kita daripada mengecam serta mencerca para ulama.

Berkata Ibnu Asakir:

"Sesungguhnya daging para ulama itu beracun."

Daripada Ibnu Umar ra, sabda Rasulullah saw:

"Sebutlah kebaikan-kebaikan orang-orang yang mati di kalangan kamu dan tahanlah (diri kamu) daripada menyebut kesalahan-kesalahan mereka."

(Riwayat Imam Abu Daud, Tirmizi, Ibnu Hibban, At-Tabrani, Al-Hakim, Al-Baihaqi dan Al-Baghawi).

Syeikh Ahmad Ath-Thayyib' (Mufti Ke-48)

Profesor Dr. Syekh Ahmad Muhammad Al-Tayyeb adalah Syekh Besar (Grand Sheikh) di Al Azhar University dan Imam Besar di Masjid Al Azhar. Jabatan tersebut diembannya sejak tahun 2010, menggantikan pendahulunya, Dr Muhammad Sayyid Tantawi. Beliau lahir di Qena, Mesir, pada 1 January 1946. Gelar PhD didapatnya dari Sorbonne University, Perancis, di bidang Filsafat Islam. Sejak tahun 2003 hingga 2010, beliau menjabat sebagai Rektor Universitas Al Azhar.
Pengaruh ilmiahnya sebagai intelektual terkemuka Sunni Islam mencakup seluruh dunia. Beliau telah menjabat sebagai dekan Fakultas Studi Islam di Aswan dan fakultas teologi Universitas Islam Internasional di Pakistan . Beliau juga mengajar di universitas-universitas di Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab .
Beliau dikenal sebagai ulama moderat dan selalu menyerukan ukhuwah (persatuan), dan tegas mengkritik Zionis. Selama masa transisi politik dan kerusuhan di Mesir, Syekh Al-Tayyeb berusaha untuk menengahi antara Morsi- Ikhwanul Muslimin dan kekuatan oposisi. Syekh Al-Tayyeb dengan wibawanya telah membawa kedua belah pihak untuk hadir dalam sebuah mediasi, namun sayangnya gagal karena kedua pihak tidak ada yang mau mengalah.
Konflik politik itu kemudian menyeret Al Azhar ke dalam konflik. Mahasiswa Al Azhar dari kalangan IM melakukan aksi-aksi demo dan terjadi upaya penggulingan terhadap Syekh Al-Tayyeb. Namun upaya ini digagalkan oleh demo-demo rakyat Mesir yang membela beliau. Syekh Al-Tayyeb sendiri bukan pembela rezim militer (yang menggulingkan Mursi) karena beliau juga dengan tegas mengkritik perlakuan militer terhadap para aktivis IM dan menyatakan ketidaksetujuannya atas pertumpahan darah yang terjadi.
Beberapa keutamaan Syekh Al-Tayyeb:

Advokat Islam Tradisional

Syekh Al-Tayyeb selalu menekankan misinya untuk mempromosikan Islam tradisional. Ia telah menekankan pentingnya mengajarkan ilmu-ilmu Islam tradisional kepada mahasiswa Al-Azhar karena mereka datang dari berbagai penjuru dunia, dan akan menjadi duta Islam ke seluruh dunia.

Pemimpin Universitas Al-Azhar

Syekh Al-Tayyeb memimpin universitas tertua kedua di dunia, yang secara terus-menerus mengajarkan ilmu-ilmu Islam tanpa henti sejak tahun 975. Al-Azhar merupakan pusat hukum Islam Sunni dan merupakan lembaga kunci yang mengeluarkan putusan agama otoritatif dan telah memberikan pendidikan Islam yang luas untuk mahasiswa Mesir dan internasional sejak didirikan lebih dari seribu tahun yang lalu. Sejarah ini membuatnya menjadi benteng tradisionalisme Sunni. Universitas ini dianggap sebagai lembaga pendidikan Islam yang paling menonjol dan pusat utama pendidikan Muslim Sunni di seluruh dunia.

Mengelola Jaringan Pendidikan Al-Azhar

Al-Azhar saat ini merupakan universitas terbesar di dunia. Awalnya jaringan pendidikan Al Azhar terdiri dari tiga fakultas di tahun 1950-an dan kini meningkat menjadi 72 fakultas yang menjadi tempat belajar bagi 300.000 mahasiswa pada saat yang bersamaan. Bila digabung dengan sekolah wakaf Al-Azhar, ada 2 juta siswa yang tengah menjalani pendidikan di bawah naungannya. Besarnya Al Azhar membuat Syekh Al Tayyeb memiliki pengaruh luas dan kuat di Mesir dan dunia.Fadhilatu Syaikh DR. Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyib' (bahasa Arab: أحمد محمد أحمد الطيب Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyib) lahir di Qina, 6 Januari 1946; umur 70 tahun adalah seorang Imam Besar Masjid Al-Azhar. Ia menempati jabatan tertinggi Syaikh Besar Al-Azhar di atas Mufti di Daarul Ifta, sekaligus juga merupakan jabatan tertinggi di Institusi Al-Azhar yang berpusat di KairoMesir menggantikan Fadhilatu Syaikh DR. Muhammad Sayyid Thanthawy yang wafat pada tahun 2010.

Pendidikan

  • Asisten Dosen, Dosen, Asisten Profesor, Profesor Akidah dan Filsafat di Universitas Al-Azhar.
  • Dekan Fakultas Studi Islam dan Arab (untuk laki-laki) di Qina (Pejabat sementara).
  • Dekan Fakultas Studi Islam dan Arab (untuk laki-laki) di Aswan (Pejabat sementara).
  • Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Internasional Islamabad.
  • Rektor Universitas Al-Azhar (28 September 2003-19 Maret 2010).
  • Syaikh al-Azhar, sejak 19 Maret 2010 sampai sekarang, sesuai dengan surat keputusan Presiden Husni Mubarak.

Universitas lain tempat ia sempat mengajar:


Berita Seleksi Universitas Al Azhar Kairo 2016 - 2017

 
Kabar baik yang ditunggu oleh segenap generasi muda Islam Indonesia telah sampai. Dirjen Pendis Kemenag RI melalui Pengumuman bernomor: 1475/DJ.I/Dt.I.IV/PP.04/05/2016 menginformasikan bahwa seleksi beasiswa dan non beasiswa program S1 perguruan tinggi Timur Tengah, yaitu Mesir, Maroko, dan Sudan untuk tahun akademik 2016/2017 resmi dibuka.
Terkait Pengumuman tersebut, IAAI Indonesia merangkum beberapa hal untuk dapat disampaikan bagi mereka yang berminat untuk melanjutkan studi ke Universitas Al-Azhar Mesir untuk tahun ajaran 2016/2017 atau tahun ini.

Persyaratan dan Ketentuan Seleksi
  1. Peserta mengisi formulir pendaftaran online melalui laman website http://diktis.kemenag.go.id  atau laman : http://maba.waag-azhar.or.id/index.php/seleksi/daftar-seleksi
  2. Menyiapkan berkas sebagai berikut: a). Fotokopi ijazah/pondok pesantren/sederajat yang telah dilegalisir oleh lembaga pendidikan setempat b). Ijazah yang dimaksud usianya tidak lebih dari dua tahun atau maksimal keluaran tahun 2014, c). Bagi yang belum memiliki Ijazah (lulusan tahun ini) dapat melampirkan surat keterangan lulus dari sekolah/madrasah, d). Pasfoto berwarna ukuran 3x4 sebanyak dua lembar, e). KTP atau kartu pelajar (meski tidak diminta, akan tetapi biasanya diminta menunjukan untuk menghindari praktik joki ujian).
  3. Berkas persyararatan yang dimaksud di atas diserahkan langsung pada pelaksanaan seleksi di lokasi seleksi sebagaimana yang dipilih oleh masing-masing peserta pada formulir online.
  4. Peserta harus mengikuti seleksi sesuai dengan lokasi pilihan pendaftaran yang dipilih.

Waktu Pendaftaran dan Tempat Pelaksanaan

  1. Pendaftaran online melalui website Diktis dapat dilakukan pada tanggal 7 Mei s.d. 15 Mei 2016.
  2. Waktu pelaksanaan seleksi yaitu pada hari Kamis, 19 Mei 2016 dengan ketentuan:
a.Ujian Tulis08.30-10.30 WIB atau 09.30-11.30 WITA
b.Ujian Lisan10.45 WIB atau 11.45 WITA s.d. Selesai
3. Tim penguji adalah Alumni Timur Tengah
4. Tempat pelaksanaan sebagai berikut:
  1. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
  2. UIN Sumatera Utara
  3. UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru
  4. UIN Raden Fatah Palembang
  5. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
  6. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
  7. UIN Alauddin Makassar
  8. UIN Arraniry Banda Aceh
  9. IAIN Antasari Banjarmasin

Materi Ujian

  1. Ujian Tulis dengan pengantar bahasa Arab, meliputi: Bahasa Arab (memahami teks, tata bahasa, dan insya’), dan pengetahuan umum agama Islam.
  2. Ujian lisan dengan pengantar bahasa Arab dengan materi; bahasa Arab (percakapan/muhadtsah, terjemah, dan pemahaman teks), dan hafalan dan bacaan Al-Qur’an minimal 2 Juz.

 Hasil Seleksi

Hasil seleksi akan diumumkan oleh Kementerian Agama tanggal 25 Mei 2016 melalui website diktis.kemenag.go.id

Lain-Lain.

  • Para peserta akan dikenakan biaya pendaftaran seleksi sesuai kebutuhan dan kebijakan panitia penyelenggara masing-masing tempat seleksi
  • Hal-hal ian yang belum diatur dalam pengumuman ini akan diumumkan tersendiri melalui laman diktis.

 Khusus Peminat Al-Azhar

Untuk merangkum informasi terkait penerimaan mahasiswa baru Universitas Al-Azhar Mesir tahun ajaran 2016/2017, IAAI Indonesia membentuk laman khusus beralamat: http://maba.waag-azhar.or.id. Pada laman tersebut calon mahasiswa dapat memperoleh akses yang lebih mudah dan informasi yang lebih terangkum. Panduan, Tahapan, dan FAQ bisa diperoleh pada laman tersebut. Bahkan pada laman tersebut, peserta juga dapat melakukan registrasi seleksi melalui lama iframe yang juga mengarah ke laman website Diktis Kemenag RI. KLIK DISINI UNTUK WEBSITE KHUSUS

Fakultas Putra

Fakultas Putra di provinsi Kairo:
  1. Fakultas Bahasa Arab
  2. Fakultas Dirasat Islamiyah
  3. Fakultas Teknik
  4. Fakultas Pertanian
  5. Fakultas Fakultas Teknik Pertanian
  6. Fakultas Kedokteran
  7. Fakultas Kedokteran Gigi
  8. Fakultas Farmasi
  9. Fakultas Sains dan Matematika
  10. Fakultas Perdagangan
  11. Fakultas Adab dan Humaniora
  12. Fakultas Hukum
  13. Fakultas Ushuluddin
  14. Fakultas Kejuruan Al Azhar
  15. Fakultas Media Informasi
  16. Fakultas Pendidikan
  17. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
  18. Fakultas Dakwah
Fakultas Putra di luar provinsi Kairo:
  1. Fakultas Kedokteran (Dumyat)
  2. Fakultas Teknik (Qina)
  3. Fakultas Syari'ah wal Qonun (Asyut)
  4. Fakultas Ushuluddin wal Dakwah (Manshourah)
  5. Fakultas Ushuluddin wal Dakwah (Minoufiyah)
  6. Fakultas Bahasa Arab (Minoufiyah)
  7. Fakultas Bahasa Arab (Girja)
  8. Fakultas Syari'ah wal Qonun (Tanta)
  9. Fakultas Dirasat Islamiyah (Qina)
  10. Fakultas Bahasa Arab (Zaqaziq)
  11. Fakultas Sains (Asyut)
  12. Fakultas Dirasat Islamiyah (Aswan)
  13. Fakultas Tarbiyah (Tafahna Al-Asyraf)
  14. Fakultas Bahasa Arab (Asyut)
  15. Fakultas Syari'ah (Damanhur)
  16. Fakultas Kedokteran Gigi (Asyut)
  17. Fakultas Al-Quran dan Qiraat wa Ulumiha (TANTA)

Fakultas Puteri

Fakultas Puteri di provinsi Kairo:
  1. Fakultas Ekonomi
  2. Fakultas Psikologi
  3. Fakultas Farmasi
  4. Fakultas Kedokteran
  5. Fakultas Dirasat Islamiyah
  6. Fakultas Kedokteran Gigi
  7. Fakultas Sains dan Matematika
  8. Fakultas Teknik
Fakultas Puteri di luar provinsi Kairo:
  1. Fakultas Dirasat Islamiyah (Alexandria)
  2. Fakultas Dirasat Islamiyah (Asyut)
  3. Fakultas Dirasat Islamiyah (Sohaj)
  4. Fakultas Agama Untuk Putri (Asir Ramadhan)
  5. Fakultas Agama Untuk Putri (Thaybah)
  6. Fakultas Ekonomi Dalam Negeri (Tanta)
  7. Fakultas Dirasat Islamiyah (Manshourah)

Comments

Popular posts from this blog

BT-BASIC commands used

8.10     Some of the most frequently used BT-BASIC commands used are: msi                               Changes default working directory. Mass storage is            Same as “msi” cat                               Catalogs (list)the node names in the specified directory.             get                               Brings the contents of a file into the system workspace.        ...

Perhitungan & Cara Merubah Kumparan Blender Dari 220 V Menjadi 12 V

          Seperti yang telah dijelaskan pada buku “menggulung motor listrik arus bolak-balik, servis peralatan listrik rumah tangga kelompok penggerak dan perbaikan peralatan listrik pertukangan”, bahwa motor penggerak yang digunakan pada perlatan listrik rumah tangga dan pertukangan seperti blender, mixer, bor tembak, gerinda dsb menggunakan jenis motor universal. Motor universal adalah jenis motor listrik yang dapat disuplai dengan sumber listrik arus bolak-balik (AC) dan arus searah (DC). Jadi peralatan-peralatan listrik rumah tangga dan pertukangan tersebut yang biasanya kita suplai dengan sumber listrik AC dari PLN atau Genset sebesar 220 V sebenarnya dapat juga kita suplai dengan sumber listrik DC yang tentunya tegangan juga harus sama yakni 220 V.           Yang menjadi permasalahan bagaimana kalau peralatan listrik rumah tangga atau pertukangan tersebut, sebagai contoh misalkan blender yang ingin digunakan atau dioper...

BT-BASIC command line

8.8       At the BT-BASIC command line type the command  msi  and the directory path, then press the “ENTER” key on the keyboard.  Example:                   msi ‘/hp3070/boards/aspect/main’ 8.9       At the BT-BASIC command line type the command  get ‘testplan’ and press the   ENTER” key on the keyboard.  You should now see the body of the testplan file displayed in the work space of the BT-BASIC window. 8.10     Some of the most frequently used BT-BASIC commands used are:

Autodesk SketchBook Pro 2021 Full Version

BAGAS31 – Sesuai dengan namanya, Autodesk SketchBook Pro 2021 Full Version ini merupakan software digital sketching atau drawing terbaik yang bisa kamu gunakan. Pada versi terbaru kali ini, ada beberapa penambahan fitur yang sangat efektif. Dengan fitur baru tersebut, diharapkan mampu meningkatkan proses sketching maupun drawing kamu. Autodesk SketchBook sendiri sudah bisa kamu dapatkan secara gratis melalui website resminya. Namun untuk kamu yang mau download versi Autodesk Sketchbook Pro, maka bisa langsung download melalui link yang sudah saya sediakan di bawah ini. Download Autodesk SketchBook Pro 2021 Full Version Screenshot: System Requirements: Windows 10 2.5 – 2.9 GHz of Intel or AMD CPU 4 GB of Memory 256 MB Graphics card with OpenGL 2.0 support We recommend that you use a pressure-sensitive tablet and pen for basic features Download: Autodesk SketchBook Pro 2021 Full Version [ FileUp ][ Uptobox ][ UsersDrive ] Jamu Only [ File...

Testhead

4.3         Testhead The testhead is that portion of the tester that supports the PIN, ASRU and Controller cards.   The testhead is divided into two BANKS and each BANK is divided into two MODULES, see figure 2 below.  Bank 1 contains modules 0 and 1, bank 2 contains modules 2 and 3.  The test fixtures are placed on the banks of the tester and locked down for board testing.  The testhead cards interface to the test fixture through the spring loaded pogo pin “nails” at the top edge on each of these card types. 4.4       Support Bay The support bay is a stand-alone cabinet that houses the power supplies for the Unit Under Test.  This bay also houses the test station power distribution unit and test station controller on earlier models. 4.5       Emergency Shutdown Switch The emergency shutdown switch is the large red button located at the lower left corne...

Kelebihan dan Kekurangan Saluran Listrik Jenis Saluran Udara dan Saluran Bawah Tanah

Berdasarkan pemasangannya,   saluran distribusi dibagi menjadi dua kategori, yaitu : saluran udara (overhead line) merupakan sistem penyaluran tenaga listrik melalui kawat penghantar yang ditompang pada tiang listrik. Sedangkan saluran bawah tanah (underground cable) merupakan sistem penyaluran tenaga listrik melalui kabel-kabel yang ditanamkan di dalam tanah. 1.    Saluran Bawah Tanah (Underground Lines) Saluran distribusi yang menyalurkan energi listrik melalui kabel yang ditanam didalam tanah. Kategori saluran distribusi seperti ini adalah yang favorite untuk pemasangan di dalam kota, karena berada didalam tanah, maka tidak mengganggu keindahan kota dan juga tidak mudah terjadi gangguan akibat kondisi cuaca atau kondisi alam. Namun juga memilik kekurangan, yaitu mahalnya biaya investasi dan sulitnya menentukan titik gangguan dan perbaikannya. Kedua cara penyaluran memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Keuntungan yang dapat diperoleh dari suatu jaringan bawah...